Hubungan PDIP dan Gerindra pasca-kemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI menjadi tak mesra. Bahkan, politisi senior sekaligus suami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas mengaku partai berlambang moncong putih itu kapok berkoalisi dengan Gerindra.
Sebab, koalisi di Pilgub DKI yang mendapat untung adalah Gerindra dengan meningkatnya popularitas Prabowo Subianto, sementara PDIP tidak begitu mencolok.
Mega bahkan mengutarakan kekecewaannya saat berpidato di depan ribuan kader PDIP di Rakernas II PDI Perjuangan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/10). Mega menyebut ada pihak-pihak yang mengklaim diri paling berjasa dari kemenangan Jokowi.
"Pilkada Jakarta juga telah membuka jalan bagi para 'penumpang gelap' untuk ikut menikmati sukses tanpa merasa terganggu sedikitpun secara moral," kata Mega.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Gerindra Suhardi tidak merasa tersindir dan marah atas pernyataan Mega. Namun, ia menyindir jika bukan karena Prabowo, PDIP pasti lebih mendukung Fauzi Bowo di Pilgub DKI.
"Kalau ga dibawa Prabowo (Subianto), PDIP hampir dukung Foke. Itu jelas media mengabarkan itu," kata Suhardi saat dihubungi wartawan, Sabtu (13/10).
Kemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI seakan menjadi bumbu manis PDIP dan Gerindra untuk bekal di Pemilu 2014. Popularitas Prabowo sebagai capres bahkan naik setelah Jokowi-Ahok menang.
Awalnya, keputusan untuk mencalonkan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI pertama kali diputuskan oleh Gerindra. Prabowo Subianto kemudian menemui Megawati untuk menyodorkan nama keduanya.
Namun, saat itu putri Bung Karno itu tak langsung memastikan PDIP akan mengusung Jokowi-Ahok untuk memperebutkan kursi pemimpin DKI.
"Kalau dari Ibu Meganya, saya belum bisa memastikan," kata Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (16/3).
PDIP akhirnya resmi memutuskan Jokowi sebagai cagub yang akan diusungnya setelah Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengungkapkannya usai menghadiri Rakordasus di kantor DPD PDI Perjuangan DKI, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (18/3).
"Keputusan cagubnya sudah kesepakatan PDI Perjuangan dan Gerindra nama yang diajukan sebagai gubernur DKI Joko Widodo," kata Tjahjo Kumolo.
Namun, saat itu PDIP belum memutuskan siapa yang akan mendampingi Jokowi. Keputusan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipilih menjadi pendamping Jokowi baru dibuat, Senin (19/3) pada pukul 14.00 WIB.
"Tadi jam dua tepat kita putuskan," ujar Tjahjo Kumolo, dalam jumpa pers di kantor DPD PDI Perjuangan, Tebet, Jaksel, Senin (19/3).
Pasangan itu akhirnya berhasil memenangkan Pilgub DKI setelah mengalahkan calon incumbent Fauzi Bowo di putaran kedua. Sosok Jokowi yang dinilai warga DKI membumi memantapkan warga untuk memilih pasangan yang diusung PDIP dan Gerindra itu.(merdeka.com)
Artikel sebelumnya :
Arti Mimpi Mandi