Rencana tukar guling dan pembelian 84,7 persen saham PT Berau Coal
Energy oleh Bakrie & Brothers menyisakan pertanyaan, dari manakah
dana pembelian tersebut berasal? Tak hanya itu, pihak otoritas pengawas
saham, Bapepam-LK, juga mempunyai pertanyaan yang sama.
Pasca Bumi Plc menghembuskan isu dugaan buruknya tata kelola di PT
Bumi Resources, Grup Bakrie mengajukan proposal pelepasan 23,8 persen
saham Bumi Plc dan ditukar dengan 10,1 persen saham Bumi Resources yang
sebelumnya milik Bumi Plc. Selain itu Bakrie juga akan membeli 84,7
persen saham Berau milik Bumi Plc. Bakrie mengatakan akan membeli saham
ini secara tunai dan dilunasi selama enam bulan ke depan.
"Musti dipertanyakan dari mana Bakrie dapat duit untuk membeli saham
Berau. Apakah dia punya pundi-pundi cadangan?" tanya analis saham Yanuar
Rizky saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (13/10).
Di sisi lain, menurut Yanuar, dengan adanya penghembusan isu bahwa
Bumi Resources mengalami penyimpangan laporan keuangan, diperkirakan
Bakrie akan sulit memperoleh pendanaan. Dengan begitu, kemampuan Bakrie
untuk melakukan tukar guling dan membeli saham Berau patut
dipertanyakan.
"Keputusan untuk mengaudit pembukuan PT Bumi Resources datang dari
perusahaan atau Rothschild sendiri. Ini yang menjadi indikasi dan perlu
diperjelas dahulu," ujarnya.
Menurutnya isu ini disinyalir sebagai bentuk pembentukan opsi tidak
percaya dari lembaga keuangan kepada perusahaan keluarga Bakrietersebut.
Hal ini akan membuat pengajuan kredit dari Bakrie akan ditolak.
"Ini yang menjadi perhatian. Bakrie berpotensi tidak bisa mengajukan
kredit seperti yang dilakukan sebelum-sebelumnya," tuturnya.Berdasarkan
laporan keuangan Bakrie & Brothers, perusahaan tersebut per 30 Juni
masih memiliki utang sekitar Rp 10 triliun. (merdeka.com)
Manfaat daun kemangi