;
Sekitar 13 mahasiswa dari Faculty of Art and Political Science dan
Faculty of Economy Universiti Brunei Darussalam (UBD) datang ke
Indonesia untuk mengikuti Community Outreach Program (COP), semacam
kegiatan kuliah kerja nyata (KKN), Jumat (13/9/2012) lalu. Mereka akan
mengajar Bahasa Inggris di sejumlah sekolah di Lamongan.
Wakil Dekan I FIB Unair Nur Wulan mengatakan, untuk satu bulan pertama, ketiga belas mahasiswa UBD akan diajak mengajar Bahasa Inggris di beberapa sekolah dan madrasah aliyah di Lamongan. Beberapa sekolah yang menjadi tempat mereka mengajar anatara lain; SMAN 1 Lamongan, SMA 2 Lamongan, MAN Lamongan, SMK Muhammadiyah Lamongan, dan SMK NU Lamongan.
“Sebenarnya kegiatan utama mereka di sana adalah untuk meningkatkan keterampilan Bahasa Inggris siswa-siswa tersebut. Jadi peran mereka di sana nanti seperti native speaker. Selain itu, pihak sekolah juga sudah berencana akan mengajak mahasiswa UBD itu untuk ikut kegiatan sosial yang diselenggarakan sekolah,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga
Selain mengajar Bahasa Inggris di sekolah-sekolah di Lamongan, pada bulan mahasiswa UBD ini juga akan diajak menjadi pengajar di Sekolah Unair Mengajar, untuk mengajar anak-anak jalanan bersama para pengajar muda di Unair.
“Artinya, mereka akan mengajar untuk anak-anak jalanan di Surabaya bersama pengajar-pengajar muda Unair lainnya, tapi karena kegiatan mengajar Unair Mengajar hanya seminggu sekali, mereka juga akan mengisi kegiatan dengan mengajar di beberapa SMA di Surabaya,” tambah Nur Wulan.
Kedatangan mahasiswa UBD selama 14 minggu ke depan ini merupakan hasil kerja sama Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga dengan UBD. Sebelumnya, lima mahasiswa FIB juga sudah pernah dikirim ke negara Brunei untuk mengikuti program pertukaran di UBD selama satu bulan.
Tahun ini, untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tujuan program COP UBD, padahal seringnya mahasiswa UBD memilih Thailand sebagai negara tujuan untuk mengambil COP tersebut. Mereka pun terkesan dengan kondisi yang mereka lihat di Surabaya.
“Ini first time kami ke Indonesia, dan kami baru tahu ternyata Indonesia punya banyak kekayaan budaya. Menarik sekali bisa belajar di Indonesia,” ujar Wardah, salah seorang mahasiswa UBD ketika diterima oleh Wakil Rektor I Unair Prof. Dr. Ahmad Syahrani, M.S., Apt., bersama dengan kedua belas mahasiswa lainnya.
Wakil Dekan I FIB Unair Nur Wulan mengatakan, untuk satu bulan pertama, ketiga belas mahasiswa UBD akan diajak mengajar Bahasa Inggris di beberapa sekolah dan madrasah aliyah di Lamongan. Beberapa sekolah yang menjadi tempat mereka mengajar anatara lain; SMAN 1 Lamongan, SMA 2 Lamongan, MAN Lamongan, SMK Muhammadiyah Lamongan, dan SMK NU Lamongan.
“Sebenarnya kegiatan utama mereka di sana adalah untuk meningkatkan keterampilan Bahasa Inggris siswa-siswa tersebut. Jadi peran mereka di sana nanti seperti native speaker. Selain itu, pihak sekolah juga sudah berencana akan mengajak mahasiswa UBD itu untuk ikut kegiatan sosial yang diselenggarakan sekolah,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga
Selain mengajar Bahasa Inggris di sekolah-sekolah di Lamongan, pada bulan mahasiswa UBD ini juga akan diajak menjadi pengajar di Sekolah Unair Mengajar, untuk mengajar anak-anak jalanan bersama para pengajar muda di Unair.
“Artinya, mereka akan mengajar untuk anak-anak jalanan di Surabaya bersama pengajar-pengajar muda Unair lainnya, tapi karena kegiatan mengajar Unair Mengajar hanya seminggu sekali, mereka juga akan mengisi kegiatan dengan mengajar di beberapa SMA di Surabaya,” tambah Nur Wulan.
Kedatangan mahasiswa UBD selama 14 minggu ke depan ini merupakan hasil kerja sama Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga dengan UBD. Sebelumnya, lima mahasiswa FIB juga sudah pernah dikirim ke negara Brunei untuk mengikuti program pertukaran di UBD selama satu bulan.
Tahun ini, untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tujuan program COP UBD, padahal seringnya mahasiswa UBD memilih Thailand sebagai negara tujuan untuk mengambil COP tersebut. Mereka pun terkesan dengan kondisi yang mereka lihat di Surabaya.
“Ini first time kami ke Indonesia, dan kami baru tahu ternyata Indonesia punya banyak kekayaan budaya. Menarik sekali bisa belajar di Indonesia,” ujar Wardah, salah seorang mahasiswa UBD ketika diterima oleh Wakil Rektor I Unair Prof. Dr. Ahmad Syahrani, M.S., Apt., bersama dengan kedua belas mahasiswa lainnya.
Artikel Lainnya :